Elleven.id – Astacala Perhimpunan Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Telkom bekerjasama dengan EllEVEN Outdoor bakal menggelar Caving (susur gua) di kawasan Karst Tasikmalaya 25-26 November yang akan datang.
Menurut Danny Suwarno, Caving (susur gua) berasal dari kata cave, yang berarti ruang alamiah di dalam bumi. Aktivitas caving diterjemahkan sebagai ‘Aktivitas Penelusuran Gua’.
“Susur gua bisa menjadi alternatif kegiatan alam bebas disaat mendaki gunung, rafting dan susur pantai sudah menjadi hal biasa”, kata Danny.
Caving, lanjut Danny, akan membawamu menelusuri lorong-lorong sempit di bawah tanah untuk menikmati keindahan alam yang berbeda dengan kegelapan abadi yang tersimpan di dalam perut bumi.
Sehingga kita perlu headlamp sebagai alat bantu penerangan. Selain itu, kamu juga butuh banyak perlengkapan safety seperti pelindung kepala (helm), pakaian sesuai yang tahan air atau mudah kering (biasanya ada wearpack khusus), sepatu khusus, peralatan P3K, dll.
Merayap, merangkak, dan memanjat dalam keadaan dengan sedikit pencahayaan menjadi bagian dari penelusuran gua (Caving). Petualangan di lorong gelap menjadi tantangan dan pengalaman yang memberikan kepuasan tersendiri.
Rasa ingin tahu dan cemas terbayar sudah ketika melihat keindahan-keindahan karst. Tidak sedikit nilai-nilai kehidupan yang didapat setelah melakukan aktivitas susur gua.
Dilansir dari initasik.com, sedikitnya ada 300 gua yang tersebar di daerah Tasikmalaya, namun yang sudah dikunjungi ada sekitar 100 gua, karena banyak gua-gua yang yang tertutup oleh rimbunan pepohonan hutan di Tasikmalaya.
Gua mempunyai kondisi dan medan yang sangat lain dengan kondisi alam lainnya. Medan lumpur, tumpukan batu (boulder), air terjun, lorong sempit, lorong yang rendah, dan terutama sekali karena kondisi gua yang selain gelap gulita. Karena begitu kompleksnya kondisi dan medan gua tersebut, maka untuk menelusuri gua tersebut diperlukan peralatan yang bisa mendukung untuk kondisi dan medan tersebut. Terutama sekali peralatan ini juga harus dapat menjamin keselamatan kita. (*)